Belakangan ini kita merasa cuaca lebih terik dibandingkan hari-hari sebelumnya. Mengapa?
"Suasana gerah secara meteorologis disebabkan suhu udara yang panas disertai dengan kelembapan udara yang tinggi," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal, melalui keterangannya, Selasa (26/5/2020).
Kita pasti berharap hujan turun tuk kurangi hawa panas itu.
Nah...tahukah kalian apa yang dimaksud dengan hujan?
Simak informasi melalui video berikut ini.
https://www.youtube.com/watch?v=ZtU-AC2Ku6g#action=share
Pengertian Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses mengapa dan bagaimana suatu peristiwa alam maupun peristiwa sosial terjadi serta selalu memiliki hubungan sebab-akibat terhadap lingkungan sekitarnya.
Struktur Teks Eksplanasi
Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
Pola Pengembangan Sebab-Akibat
Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pernyataan/gagasan umum, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Bisa juga akibat sebagai pernyataan umum, sebab sebagi rincian pengembangannya.
Simak contoh berikut!
Untuk lebih jelasnya silakan buka link berikut
https://news.detik.com/berita/d-4355690/fakta-fakta-gelombang-tsunami-di-anyer
Pola Pengembangan Proses
Pola ini memaparkan proses yang merupakan suatu urutan dari langkah-langkah kegiatan atau rangkaian kejadian peristiwa.
Simak contoh berikut!
Untuk lebih jelasnya silakan buka link berikut
https://bungabunga.co.id/budidaya-jamur-enoki/
Struktur Teks Eksplanasi
- Identifikasi fenomena atau pernyataan umum berisi latar belakang kejadian, baik kejadian alam maupun sosial
- Proses kejadian atau deretan penjelas : berisi mengenai penjelasan bagaimana proses terjadinya akan memaparkan uraian secara kronologis, bila mengenai penjelasan tentang mengapa, makan uraiannya disusun berdasarkan hubungan kausal (sebab-akibat).
- Ulasan atau interpretasi berisi tentang kesimpulan atau komentar mengenai konsekuensinya.
Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
- menggunakan banyak kata bermakna denotatif
- menggunakan konjungsi kronologis, misalnya: kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya
- menggunakan konjungsi kausalitas, misalnya: sebab, karena, oleh sebab itu, sehingga
- menggunakan pronomina (kata ganti) yang merujuk pada fenomena berupa nomina (kata benda), misalnya: abrasi, banjir, tsunami
- menggunakan kata kerja pasif, misalnya: diterjang, dilanda, terbawa, tersapu
- banyak digunakan istilah teknik
Dalam penulisannya, teks eksplanasi dapat dikembangkan dengan pola sebab-akibat atau pengembangan proses.
Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pernyataan/gagasan umum, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Bisa juga akibat sebagai pernyataan umum, sebab sebagi rincian pengembangannya.
Simak contoh berikut!
Gelombang Tsunami di Anyer
Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menduga tsunami terjadi akibat longsor dari
erupsi Anak Gunung Krakatau. Tercatat per pukul 04.30 WIB, data dari BNPB,
korban tewas akibat tsunami di Anyer dan Lampung sudah puluhan orang.
Sebelum terjadi
tsunami, BMKG telah mencatat adanya gelombang air laut pada Sabtu (22/12)
pukul 09.00 WIB. Kemudian pukul 21.03 WIB BMKG berdasarkan hasil koordinasi
dengan Badan Geologi pukul 21.27 ada kenaikan muka air pantai.
"Tanggal 22
Desember pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB, tim BMKG kebetulan berada di
perairan Selat Sunda melakukan uji coba instrumen dan di situ terverifikasi
bahwa terjadi hujan lebat dengan gelombang dan angin kencang," kata
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Kantor BMKG,
Jakarta Pusat, Minggu (23/12/2018).
|
Untuk lebih jelasnya silakan buka link berikut
https://news.detik.com/berita/d-4355690/fakta-fakta-gelombang-tsunami-di-anyer
Pola Pengembangan Proses
Pola ini memaparkan proses yang merupakan suatu urutan dari langkah-langkah kegiatan atau rangkaian kejadian peristiwa.
Simak contoh berikut!
Budidaya Jamur Enoki
Pertama-tama rendam jerami dalam air bersih selama 3-4 hari dan kemudian potong kecil-kecil. Kemudian keluarkan dari air dan keringkan jerami.
Selanjutnya untuk media tanam siapkan jerami
50 kg, serbuk gergaji 50 kg, kapur 4 kg, dedak padi 10 kg dan urea 2 kg bisa
pakai atau tidak. Aduk semua bahan secara merata sampai kadar air 70-80%
tercapai apabila adonan menggumpal dan tidak buyar, maka kelembaban sudah
cukup.
Ukur juga pH media dengan kertas pH
sampai mencapai angka 6.5. Jika pH lebih rendah dapat ditambahkan kapur
dolomit. Jika pH melebihi nilai ini tambahkan bekatul.
Lalu tempatkan media dalam wadah botol
kaca. Isi media sampai padat, kemudian sterilkan dengan mengukus media di
dalam autoclave atau bisa menggunakan drum. Sterilisasi memakan waktu sekitar
6 jam. Setelah proses berakhir, biarkan uap air keluar dari media dan setelah
pendinginan tempatkan media tanam langsung di ruang tanam.
Tunggu 3-4 hari sembari melihat tingkat kontaminasi pada media, jika ada
media yang terkontaminasi sebaiknya buang dan hanya gunakan media yang
steril.
|
Untuk lebih jelasnya silakan buka link berikut
https://bungabunga.co.id/budidaya-jamur-enoki/









0 komentar:
Posting Komentar