Selasa, 26 Mei 2020

BELAJAR MERDEKA BUKAN MERDEKA BELAJAR


Belajar Merdeka atau Merdeka Belajar...?
Pasti menyenangkan! 
Mengapa...karena kita tidak perlu dipusingkan dengan cara atau metode apa kita belajar. 
Ya kan?
Tapi ...belajar merdeka juga bukan belajar tanpa aturan lho...
Coba kalian simak puisi berikut!

Bijih plastik

Mould

Butir-butir plastik tanpa daya dimasukkan dalam wadah
Lalu bergerak perlahan tanpa mampu melawan turun ke dalam barrel akibat gravitasi

Didera suhu 300 derajat Celcius
mengubah plastik jadi lelehan panas
yang akan dibentuk sesuai keinginan manusia


Giliran sang plunger menunjukkan kemahirannya
menginjeksikan cairan panas ke dalam beragam cetakan
Plastik tetap bergeming dalam cetakan
merasakan hawa dingin sampai membeku

Dengan aneka bentuk baru berwarna-warni
Plastik bisa berada di mana pun
Manusia menginginkannya

                                          
Sunter, 12 April 2012


Mengapa puisi itu dipilih sebagai pembuka? 


Butir-butir plastik yang dilelehkan dengan suhu tinggi akan dicetak menjadi produk seperti yang diinginkan manusia bukan keinginannya...nggak mungkin juga kan...?
Nah itu sebagai contoh saja...

Belajar merdeka bukan belajar semau siswa
Mengajar merdeka bukan mengajar semau guru.
Siswa juga bukan dibentuk sesuai keinginan guru karena siswa bukan bijih plastik yang setelah diproses bisa dibentuk sesukanya.
Jadi apa maksudnya?

Ayo kita lanjutkan...

Kondisi Indonesia saat ini membuat perubahan yang cukup signifikan dalam dunia pendidikan. 

Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak dapat dilakukan secara normal atau reguler di kelas-kelas masing-masing sekolah. begitu pula dengan SMK Negeri 5 yang berlokasi di Jalan Pisangan Baru Timur VII Matraman Jakarta Timur.

Kegiatan belajarnya dilakukan di rumah atau home learning dengan memanfaatkan berbagai media, nah siswa bisa memilih media yang paling sesuai sehubungan dengan materi yang disampaikan secara daring (dalam jaringan), baik melalui  surel atau surat elektronik (e-mail),  grup Whatsapp (WA), QuipperSchool, GSuite, Zoom, Jitsi, atau Google Meet. Apapun pilihannya yang penting siswa tetap belajar.

Namun bukan cuma itu, untuk materi pun tidak seratus persen mengikuti Kurikulum 2013 yang berlaku, kompetensi dasarnya tetap, tetapi bahan ajarnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini. 











0 komentar:

Posting Komentar