Selasa, 26 Mei 2020

BELAJAR DRAMA YUK...!


Dunia ini panggung sandiwara
Ceritanya bisa berubah
...
Tahukah Anda petikan lagu tersebut? Lagu itu dibawakan oleh grup band God Bless dengan vokalisnya Achmad Albar. Kalau kita simak dan coba pahami maknanya, tidak salah dengan yang dituangkan dalam lagu tersebut.

Dunia ini panggung sandiwara ...  
Dalam kalimat itu tersirat makna bahwa manusia hidup di dunia ini memiliki peran masing-masing. Dalam keadaan sedih manusia bisa tertawa, dalam keadaan bahagia manusia menangis. Manusia bisa berbohong dalam kejujuran, manusia bisa tertutup dalam keterbukaan. Manusia bisa tampil dengan  berbagai  karakter yang berbeda sekaligus dalam waktu relatif sama.  Manusia mampu bersandiwara dalam kehidupannya tanpa harus belajar tentang teori bersandiwara. 




Tentunya  itu tidak berlaku bagi yang berkecimpung di dunia sandiwara atau teater. Apa yang dimaksud dengan sandiwara? Sandiwara, seni teater atau drama berarti segala pertunjukan yang memakai mimik; jenis sastra berbentuk dialog, yang biasanya untuk dipertunjukkan di atas pentas. 

Nah apa saja ya yang merupakan unsur drama?

Drama harus memiliki  4 unsur pokok, yaitu:
  1. Naskah Drama atau Skenario atau Script, yaitu teks dialog suatu karya drama/film berupa  adegan demi adegan yang dipergunakan oleh para aktor atau aktris untuk mempelajari peran    mereka yang ditulis secara terperinci.  Naskah berisi  dialog  yaitu percakapan antara para  tokoh.  Ada pula istilah  prolog  yaitu percakapan pengantar yang disampaikan sebelum drama dipentaskan, monolog  yaitu percakapan seorang tokoh / pemeran dengan dirinya sendiri,  epilog yaitu perkataan yang disampaikan setelah drama selesai dipentaskan, biasanya merupakan kesimpulan atau amanat drama tersebut.
  2. Sutradara adalah orang yang memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan teknis pementasan drama. 
  3. Pemain yaitu  aktor yang membawakan peran sebagai tokoh protagonis yaitu tokoh  utama yang menjadi  sentral cerita, tokoh antagonis  yang  bertentangan dengan pemeran utama, tokoh tritagonis yaitu tokoh penengah antara peran protagonis dan  antagonis, dan tokoh figuran yang tidak terlibat langsung dalam cerita. 
  4. Penonton atau audiens adalah orang-orang yang menyaksikan  pementasan drama. sebagai penilai terhadap kualitas pementasan sebuah drama.
Sedangkan pendukung drama ada 6 unsur, yaitu:
     
  1. Tata Panggung (scenery) yaitu penataan tempat drama dipentaskan (setting tempat). 
  2. Tata Busana yaitu kostum yang digunakan oleh pemeran sesuai dengan jalan cerita untuk lebih memperjelas karakter yang diperankan. 
  3. Tata Rias (make up) yaitu penggunaan alat-alat kosmetik pada wajah pemain untuk memberi efek sesuai dengan peran yang dibawakannya.
  4. Tata Cahaya (lighting) yaitu pengaturan cahaya lampu ketika drama dipentaskan. Intensitas cahaya disesuaikan dengan tuntutan cerita untuk memberikan kesan yang dapat memperkuat adegan.
  5. Tata Suara yaitu pengaturan suara melalui sound system agar dialog yang diucapkan pemeran jelas dan dapat dipahami oleh penonton. 
  6. Musik Ilustrasi yaitu musik yang mengiringi pertunjukan drama sehingga kesan yang ditangkap penonton lebih sempurna. 

Aspek Kerja Sama Antarunsur dalam Pertunjukan Drama
Sukses tidaknya  pementasan sebuah drama tidak dipengaruhi faktor eksternal saja, tetapi juga dipengaruhi faktor internal yaitu melalui rangkaian kegiatan yang terbagi sesuai dengan tugas setiap unsur teater. 

Diawali dengan kecermatan dan ketepatan sutradara memilih naskah cerita yang berkualitas dilihat dari ide cerita, dialog, sampai  amanat yang tersirat dalam naskah tersebut. 

Naskah cerita yang baik memiliki struktur sebagai berikut:  


  1. Pemaparan (Exposition) adalah bagian alur drama yang dianggap sebagai pengantar ke dalam persoalan utama yang menjadi isi cerita.
  2. Pendakian Laku / Penanjakan (Rising Action) adalah bagian alur cerita menggambarkan kejadian-kejadian yang mulai berkembang.
  3. Konflik (Conflict) yang menggambarkan pertentangan yang terjadi antartokoh yang dibedakan atas konflik internal yaitu pertentangan yang terjadi dalam diri seorang tokoh dengan hati nuraninya sendiri dan konflik eksternal yaitu pertentangan antara dua tokoh atau beberapa tokoh.
  4. Klimaks (Climax), bagian alur cerita yang menggambarkan keadaan yang mencapai titik tertinggi / puncak cerita yang tercipta akibat adanya konflik antartokoh.
  5. Penurunan Lakon (Falling Action) yang menggambarkan keadaan yang mulai menurun, situasi lebih tenang,  setelah melewati klimaks.
  6. Penyelesaian (Catastrophe) yaitu  bagian akhir alur cerita yang menggambar-kan penyelesaian berbagai konflik yang terjadi.

Setelah naskah cerita yang akan dipentaskan ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan siapa saja yang akan memerankan tokoh dalam cerita. Seorang pemeran atau pemain harus mampu memerankan karakter yang ditentukan sutradara. Selain itu pemeran harus mampu mengucapkan dialog sesuai skenario secara wajar, kreatif dan dapat berimprovisasi bila diperlukan, tanpa mengubah inti cerita. 



Menentukan siapa yang menjadi sutradara, tentunya tidak mudah juga. Selain memiliki kemampuan mengkoordinasi seluruh pemeran, seorang sutradara harus memiliki kemampuan untuk mengarahkan akting setiap tokoh seperti tuntutan cerita. Sutradara pun harus bertanggung jawab dalam masalah artistik dan teknis pementasan drama. 

Menentukan siapa yang menjadi penonton dapat disepakati bersama berdasarkan latar belakang dan tujuan pementasan drama.

Langkah berikut yang harus dilakukan adalah mengadakan latihan dibedakan atas tahap pemanasan, latihan inti, dan penenangan. Setiap latihan harus diawali dengan pemanasan yang meliputi latihan pernapasan, latihan konsentrasi, dan latihan vokal. 

Pada bagian inti, latihan  yang dilakukan ada 4 macam, yaitu:

  1. latihan membaca skenario (reading rehearsal) dengan volume suara yang kuat, intonasi dan jeda yang tepat
  2. latihan bloking (blocking rehearsal), yaitu latihan gerakan dan akting untuk  menyusun atau mengatur posisi pemeran 
  3. latihan panca indra, yaitu latihan dengan memanfaatkan penggunaan kelima indra. 
  4. latihan lengkap (run through rehearsal), yaitu latihan seluruh bagian drama tanpa diselingi petunjuk atau arahan sutradara.

Bila setiap latihan diawali dengan pemanasan, maka selesai latihan inti perlu dilakukan pula penenangan agar para pemeran kembali rileks seperti sebelum latihan dilaksanakan. 

Tahap akhir yang dinantikan seluruh unsur yang terlibat adalah pementasan drama sesungguhnya. Saat drama dipentaskan, penata musik bertanggung jawab terhadap musik ilustrasi yang harus diperdengarkan agar jalan cerita lebih menarik. Penata cahaya pun harus bekerja dengan baik agar saat  pemeran berdialog atau mengekspresikan mimiknya, penonton dapat memahami maksud tokoh yang bersangkutan. Penonton diharapkan memahami  isi cerita melalui dialog, monolog, atau  melalui gerak tubuh, ekspresi wajah yang diperkuat tata rias, musik dan pencahayaan. Keingintahuan dan ketertarikan penonton dapat terlihat dari sikap mereka saat mengikuti adegan demi adegan  yang dipentaskan. Penilaian dan kepuasan penonton akan terlihat dari sambutan seusai drama dipentaskan secara keseluruhan. Dari sambutan penonton itulah, semua yang terlibat dalam pementasan drama dapat mengevaluasi kerja sama mereka sejak awal persiapan sampai drama selesai dipentaskan.


Tidak terlalu sulit untuk dipahami bukan?

Nah untuk menambah wawasan kalian tentang drama simak materi dalam bentuk teks (script) di link berikut ini ya...


Agar wawasan kalian tentang drama lebih lengkap, tonton  drama "Robohnya Surau Kami" karya A.A. Navis yang disadur dari cerpen dengan judul yang sama. 
Selamat menyaksikan!





0 komentar:

Posting Komentar